Minggu, 22 November 2009

angkasa untuknya

dengan langit
memasrahkan sejuta ingin
dari setiap asa pendusta

terlalu ironis
untuk menyapa hamparannya
kosong
mengering

dan ada pecahan batu
bertikai di bantaran sungai
kuharap itu
bukan aku
tapi . . .
tidak salah jika dia
ingin mereguk beningnya

sudi menahan
desakan angin
sayapnya lelapkan siang
hingga sanggup dia patahkan
tangisan dunia

jatuh di genangan canda semesta
redakan gerimis
tentang merenda kebahagiaan

asalkan
mereka tidak rasakan
badai
yang ia rasakan

tempatnya mencari
kerinduan-kerinduan
kepada . . .
angkasa

ketika sayapnya
terluka untuk menginstirahatkannya
demi perjalanan berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar