dengan langit
memasrahkan sejuta ingin
dari setiap asa pendusta
terlalu ironis
untuk menyapa hamparannya
kosong
mengering
dan ada pecahan batu
bertikai di bantaran sungai
kuharap itu
bukan aku
tapi . . .
tidak salah jika dia
ingin mereguk beningnya
sudi menahan
desakan angin
sayapnya lelapkan siang
hingga sanggup dia patahkan
tangisan dunia
jatuh di genangan canda semesta
redakan gerimis
tentang merenda kebahagiaan
asalkan
mereka tidak rasakan
badai
yang ia rasakan
tempatnya mencari
kerinduan-kerinduan
kepada . . .
angkasa
ketika sayapnya
terluka untuk menginstirahatkannya
demi perjalanan berikutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar