Sabtu, 28 Agustus 2010

Pucat...berdarah

Pucat...
Kusam...
Kena mesiu...
Terseret debu...
Diikat di kepala, sebagai penolak peluru
digantung di ujung tombak, pengancam musuh bermata biru
dipegang...dibawa berlari, merdeka tak boleh dicuri
digenggam, api pembelaan takkan padam
tak sudi diinjak orang-orang pengecut,
dengan deras jihat yang tak pernah surut, luka di negeri ini akan segera dibalut.

Serdadu putih abu-abu

Dulu kami hanya memikul tas berisi buku, kini kami menggendong ransel berisi mesiu.
Seragam kami tak lagi putih abu-abu, kini seragam kami lusuh dan bau
dalam otak kami tak ada lagi pikiran bagaimana meraih nilai 10, tapi bagaimana caranya mengalahkan musuh.
Tangan kami tak lagi memegang buku, pulpen, atau kertas ulangan, tapi tangan kami memegang pistol dan senapan.

Serdadu putih abu-abu

Dulu kami hanya memikul tas berisi buku, kini kami menggendong ransel berisi mesiu.
Seragam kami tak lagi putih abu-abu, kini seragam kami lusuh dan bau
dalam otak kami tak ada lagi pikiran bagaimana meraih nilai 10, tapi bagaimana caranya mengalahkan musuh.
Tangan kami tak lagi memegang buku, pulpen, atau kertas ulangan, tapi tangan kami memegang pistol dan senapan.