Hamba sujud di kaki alam
Menyaksikan riak kecil empati langit
Kepada rindang khatulistiwa
Mungkin wewangian bidadari mustahil tercicipi lagi di sana
Sejarah yang merekam pencarian manusia
Pada sela-sela kebahagiaan makhluk lain
Berebut indahnya duniawi
Meletakkan naluri sebagai insan-insan
Hanya bisa agungkan tirani
Tai kucing dengan nurani
Lebih baik menajamkan pedang
Agar dimulainya perang
Daripada memadamkan arang
Lalu tersenyum pulang
Tempatmu berpijak
Kini telah retak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar